Kesaksian Wiliardi dalam sidang kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen dengan terdakwa ketua KPK non aktif Antasari Ashar memasuki babak penting yang juga mengejutkan. Betapa tidak, kesaksian Wiliardi di sidang yang berlangsung kemarin 10 Nopember 2009 di Pengadilan Jakarta Selatan, membuat Antasari sedikit bernapas lega karena kesaksian Wiliardi itu meringankan kasus yang kini membelit Antasari. Apa karena ada pengaruh hari Pahlawan, sehingga si Wiliardi dengan gagah berani dan lugas menegakkan kebenaran dalam kasus pembunuhan si Nasrudin itu ya?
Diberitakan bahwa kesaksian Wiliardi sewaktu diperiksa oleh penyidik di kepolisian memberatkan si Antasari bahwa Antasari-lah dalang pembunuhan berencana itu. Namun ketika di depan majelis hakim di sidang kemarin, Wiliardi dengan lantang bersaksi bahwa kesaksian di BAP adalah tidak benar dan kesaksian itu dibuat karena dia di bawah tekanan Irjen Polisi Hadiatmoko dan Brigjen Polisi Iriawan Dahlan. Hadiatmoko, yang kini menjabat staf ahli Kapolri, saat itu menjabat wakil kepala Badan Reserse dam Kriminal (Bareskrim) Markas Besar Polri. Sedangkan Iriawan saat itu menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya.
Sontak si Antasari sangat terkejut dengan kesaksian Wiliardi tersebut sampai-sampai Antasari meneteskan air mata karena tidak dapat mengendalikan emosinya saat itu. Berulang-ulang pengacaranya menenangkan Antasari agar bisa menahan emosinya. Setelah selesai sidang, Antasari mengungkapkan bahwa pada awalnya dia tidak menduga bahwa Wiliardi akan memberikan kesaksian yang meringankan dirinya bahkan Antasari berasumsi bahwa kesaksian Wiliardi ini akan semakin membuat posisinya makin terjepit.
Memang, jika benar apa yang dikatakan dalam oleh Wiliardi dalam kesaksian kemarin maka wajah Polri akan makin tercoreng dengan makin banyaknya oknum petinggi di Mabes Polri yang tersangkut kasus-kasus kriminal maupun korupsi. Ini menunjukkan bahwa memang lembaga Polri adalah salah satu lembaga yang mengalami pembusukkan, lembaga yang tidak bekerja dengan profesional dan sarang para penjahat berseragam.
Saya masih ingat, beberapa hari lalu sewaktu Kapolri mengadakan rapat kerja dengan Komisi III DPR dalam kasus Bibit dan Candra, Kapolri menegaskan bahwa program Polri sampai dengan 2010 adalah mewujudkan lembaga polisi sebagai lembaga yang bersih dan mampu menjadi pengayom masyarakat, maka lewat kesaksian Wiliardi tersebut, Kapolri dituntut untuk secara serius mendalami oknum pejabat Polri yang namanya disebutkan oleh Wiliardi dalam kesaksiannya.